Membangun generasi muslim yang cerdas bertakwa

Advertisemen
Merekayasa generasi Islam mendatang yang mampu membawa peradaban Islam ke puncak harus dimulai sejak tahap paling awal. Tahap paling awal bukanlah saat generasi lahir atau keluar dari rahim ibunya. Akan tetapi jauh sebelum itu, yaitu ketika dua orang yang berlawanan jenis menyatakan komitmen untuk membina keluarga. Keduanya harus mempersiapkan diri untuk menjadi dua orang yang mampu menjadi pendidik dan teladan bagi keturunannya. Oleh karenanya disini perlu penyadaran kepada pemuda-pemudi yang hendak menikah untuk memahami bagaimana seharusnya menjadi orang tua yang baik yang sesuai dengan tuntunan ajaran Islam. Kemudian selanjutnya adalah perlu adanya pemahaman bagi calon suami-istri perihal aturan-aturan/ hukum yang telah ditetapkan Allah mengenai keluarga Islam. Terutama permasalahan hak dan kewajiban suami istri dan juga Adab Islami dalam hubungan suami-istri.

Saat seorang generasi telah diciptakan dalam rahim ibu, maka saat itu peran seorang ibu sangat penting. Seorang ibu harus menjaga tindak tanduknya dalam berbuat, sebisa mungkin menghindari perbuatan-perbuatan yang masuk dalam kategori Akhlak tercela, karena secara tidak langsung generasi yang ada dalam rahimnya sedang melihatnya. Dalam hal ini bisa mencontoh cerita mengenai ibunda imam syafi'ie, yaitu saat beliau mengandung dan saat Syafi'ie mungil dalam buaiannya. Ibunda tidak pernah lelah untuk meperdengarkan ayat-ayat suci AL Qur'an. Sehingga sejak awal secara tidak langsung telah
mulai memahami Al Qur'an.

Lalu saat generasi beranjak balita, ibu dan Ayah harus bekerjasama untuk memperkenalkan sang anak kepada Tuhannya. Ajarkan kepad anak untuk berakhlak karimah dengan menjadi teladan baginya. Sering mengajak anak untuk ikut beribadah seperti sholah berjamaah di masjid dan ikut mengaji. Ceritakan kisak-kisah teladan saat anak mulai beranjak tidur.

Saat masuk usia sekolah, pilihkan anak di sekolah yang banyak mengajarkan dasar-dasar agama dan juga pelajaran untuk dunia. Saat remaja adalah saat yang penuh resiko. Orang tua harus benar-benar bijaksana. Tetap awasi pergaulan anak tetapi jangan mengekang. Nasehati anak jika telah mulai melewati batas-batas norma ajaran Islam.

Dengan langkah-langkah tersebut diharapkan akan terbangun kepribadian Islami dalam diri sang anak. Sehingga pada saat dewasanya telah benar-benar berjiwa Islam.
Advertisemen

Related Posts

Baca Tulisan Lainnya ini