Benarkah Arwah/Roh Bisa Gentayangan Jadi Hantu?

Advertisemen
Ketika seseorang berbicara tentang hantu, banyak orang yang menganggap dan membayangkan sesosok arwah yang berasal dari manusia yang mati. 

Dari anggapan ini akhirnya muncul pemahaman tentang arwah nenek moyang yang harus diberi sesaji atau sampai minta pertolongan pada anggapan sosok arwah tersebut. 

Akhirnya yang terjadi adalah kemusyrikan. Inilah salah satu bentuk tipu daya syetan

Syetan membisiki angan-angan kosong, tentang anggapan ruh manusia. Karena pengetahuan ruh hanyaklah Milik Allah saja. 

Berkaitan dengan ruh ini Allah SWT berfirman:

وَيَسْأَلُونَكَ عَنْ الرُّوحِ قُلْ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah wahai Muhammad, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku. Kalian tidak diberikan pengetahuan tentang hal itu kecuali sedikit.”

Jelas sekali arti ayat ini, bahwa Allah SWT hanya memberitahukan ilmu sedikit saja tentang hal-hal yang berkaitan dengan ruh ini.

arwah gentayangan


Syeikh Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar menjelaskan posisi roh setelah terpisah dari jasad (dalam buku Al-Yaumul Akhir, hlm. 102), dengan rincian sebagai berikut:

a). Roh para nabi.

Roh mereka berada di tempat tertinggi, bersama para malaikat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, pada detik-detik wafatnya, mengatakan, “Ar-Rafiiqul a’la (kumpulkanlah aku bersama sahabat terbaik yang berada di atas).”

b). Roh para syuhada.

Roh mereka berada di tembolok burung-burung hijau di surga. Burung ini memiliki sarang yang menggantung di bawah ‘Arsy, sebagaimana disebutkan dalam hadis sahih riwayat muslim.

c). Roh orang mukmin yang saleh.

Roh mereka berada di tembolok burung (bukan burung berwarna hijau) yang bergelantungan di pohon-pohon surga, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Ahmad yang dinilai sahih oleh Al-Albani.

d). Roh ahli maksiat (orang yang gemar bermaksiat).

Roh mereka berada di tempat mereka mendapat siksaan.

  • Roh pezina berada di suatu lubang seperti tanur; bagian atasnya sempit, dan bagian bawahnya longgar. Dari bawah tanur ini dinyalakan api, kemudian mereka berlomba-lomba berebut naik ke atas.
  • Roh orang yang makan hasil riba berada di sungai darah; dia berenang, berusaha menepi. Ketika hampir sampai ke tepi, dia dilempari batu, kemudian dia berbalik lagi ke tengah.
  • Roh tukang bohong akan digantung, kemudian mulutnya dirobek sampai ke tengkuk.
  • Semua ini disebutkan dalam hadis sahih yang diriwayatkan Bukhari.

e). Roh orang kafir.

Roh mereka disiksa di alam kubur, dengan siksaan yang pedih. Dia dipukul dengan gadha oleh sosok makhluk yang buta lagi tuli. Andaikan gadha itu dipukulkan ke gunung, niscaya gunung tersebut akan menjadi tanah. Ini, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat An-Nasa’i. Allahu a’lam.

Tidak ada nash (baik AlQur`an maupun hadits) yang menjelaskan bahwa Ruh manusia dapat berinteraksi dengan manusia yang masih hidup.

Karena pada dasarnya ketika manusia mati maka dia telah meninggalkan kehidupan dunia ini, tinggal menunggu Hari Akhir sebagai pembalasan.

Secara logika sederhana, jika memang ruh manusia masih tinggal di dunia ini dan dapat berinteraksi dengan manusia yang masih hidup tentu lebih baik menjadi ruh, sebagaimana angan-angan manusia bahwa ruh memiliki kekuatan hebat.

Manusia ditipu oleh syetan dari bangsa Jin. Syetan berusaha untuk mengelabui manusia bahwa penampakan-penampakan hantu yang sering diperbincangkan manusia adalah arwah manusia yang gentayangan. Padahal jika memang ada penampakan, pastilah itu ulah syetan sendiri. 

Dalam akidah Islam, alam dibedakan menjadi dua yaitu alam tampak (kasat mata) dan alam ghaib (tak kasat mata).

 Ghaib menurut bahasa berarti yang tidak tampak. Allah-lah yang paling mengetahui kedua alam tersebut.

“Dialah Allah yang tidak ada illah kecuali Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang tampak (QS Al-Hasyr : 22)”.

“Sesungguhnya Aku mengetahui segala yang ghaib di langit dan di bumi dan Aku mengetahui apa yang kalian tampakkan dan apa yang kalian sembunyikan (QS Al-Baqarah : 33)”.

Kita harus beriman kepada yang ghaib.

“Kitab ini tidak ada keraguan didalamnya sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib … (QS Al-Baqarah : 2-3)”.

Tetapi kita hanya bisa mengetahui yang ghaib secara benar dengan cara ikhbari, yakni sejauh apa yang dikemukakan oleh Allah dan Rasul-Nya (Al-Qur’an dan As-Sunnah).

Yang termasuk alam Ghaib adalah keberadaan Malaikat, Jin (termasuk syetan), alam kubur dan tentang Surga-neraka.

Sedangkan mengenai Ruh sepatutnya jangan terlalu mempertanyakannya karena sudah jelas dalam Al-Quran dijelaskan bahwa manusia hanya diberi pengetahuan sangat sedikit tentang hal tersebut.

Toh, jika kita mengetahui hal tentang ruh kita tidak banyak mengambil banyak manfaatnya. Lebih baik mempelajari hal-hal yang memang diwajibkan seperti mempalajari syariat Islam, seperti, tata cara bersuci, sholat, puasa, zakat dan haji. Ataupun belajar tentang akidah Islam dan Akhlak.

Kesimpulannya adalah bahwa sosok hantu itu bukanlah arwah manusia yang gentayangan. Tipu daya syetanlah yang menyebabkan anggapan salah tentang sosok hantu. Syetan memberikan angan-angan batil, agar manusia menjadi penyembahnya, hingga nanti akhirnya menjadi temannya di neraka. Na'uzdubillah.


Advertisemen

Related Posts

Baca Tulisan Lainnya ini