Umat Islam Indonesia sudah pasti tidak pernah lupa nama Snouck Hurgronje, sehingga para cendekiawan (Muslim) yang sering berpikiran aneh dan skeptis terhadap Islam dan Ummat Islam dengan cepat saja oleh kalangan masyarakat Islam disebut sebagai anak buah Snouck Hurgronye.
Sebagai kolonialis (penjajah), pemerintah Belanda memerlukan Inlandsch politiek yakni kebijaksanaan mengenai pribumi. Selama ini memang pemerintah Kolonial Belanda menghadapi kenyataan bahwa sebagian besar penduduk Nusantara adalah beragama Islam.
Adanya pelbagai perlawanan terhadap pemerintah penjajah dinilai tidak lepas sikap yang terkandung dalam ajaran Islam. Munculnya perlawanan seperti Paderi yang dipelopori oleh Imam Bonjol (1821-1827), perang Diponegoro (1825-1830), Perang Aceh dengan tampilnya Tjoet Nyak Dien, Teuku Umar (1873-1830) suatu bukti bahwa perlawan terhadap Belanda yang tampil adalah tokoh-tokoh yang taat beragama Islam, yang oleh orang Belanda disebut fanatik.
Adanya pelbagai perlawanan terhadap pemerintah penjajah dinilai tidak lepas sikap yang terkandung dalam ajaran Islam. Munculnya perlawanan seperti Paderi yang dipelopori oleh Imam Bonjol (1821-1827), perang Diponegoro (1825-1830), Perang Aceh dengan tampilnya Tjoet Nyak Dien, Teuku Umar (1873-1830) suatu bukti bahwa perlawan terhadap Belanda yang tampil adalah tokoh-tokoh yang taat beragama Islam, yang oleh orang Belanda disebut fanatik.
Add Comments