إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ سَوَآءٌ عَلَيۡهِمۡ ءَأَنذَرۡتَهُمۡ أَمۡ لَمۡ تُنذِرۡهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ (٦) خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ وَعَلَىٰ سَمۡعِهِمۡۖ وَعَلَىٰٓ أَبۡصَـٰرِهِمۡ غِشَـٰوَةٌ۬ۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬ (٧
Ibnu Jarir meriwayatkan dari jalur Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Abi Muhammad dari Ikrimah atau dari Sa'id ibnuz-Zubair dari Ibnu Abbas tentang firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 6-7, "Sesungguhnya orang-orang kafir..." Kedua ayat ini turun pada orang-orang Yahudi Madinah yang diberi peringatan oleh Allah, tetapi mereka tetap ingkar. Allah mengunci mati hati dan pendengaran mereka. Bagi mereka siksa yang pedih, Kedua ayat ini bercerita tentang perang Ahzab. Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari Rabi' bin Anas, dia berkata, "Dua ayat turun pada peperangan al-Ahzaab.
002.019 أَوْ كَصَيِّبٍ مِنَ السَّمَاءِ فِيهِ ظُلُمَاتٌ وَرَعْدٌ وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ مِنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ وَاللَّهُ مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ
Text Copied from DivineIslam's Qur'an Viewer software v2.8
Azbabun Nuzul QS Al Baqarah 19 : Dari Abdullah Ibnu Abbas dan Abdullah Ibnu Mas’ud, “Ada segolongan kaum munafik yang masuk Islam setelah hijrahnya Rasulullah. Mereka seperti orang yang terjebak dalam kegelapan berusaha mencari cahaya dengan menyalakan api. Tetapi, setiap kali menyalakan api itu padam. Perumpamaan mereka seperti orang yang ditimpa hujan lebat yang disertai kilat, petir dan guruh. Orang itu pun berusaha berlindung karena takut bahaya menimpanya. Perumpamaan ini selaras dengan tabiat mereka syirik lalu mereka beriman, kemudian kembali sesat dan kafir. Mereka samar antara halah dan haram, baik dan buruk. Perumpamaan ini menggambarkan bahwa mereka adalah orang yang akan terungkap perbuatan nifaknya (lubabun Nuqul:8).
Ibnu Jarir meriwayatkan dari jalur as-Suddi al-Kabir dari Abdul Malik dan Abu Shaleh dari Ibnu Abbas dan dari Murrah dari Ibnu Mas'ud dari sejumlah sahabat, mereka berkata, "Dulu ada dua orang munafik penduduk Madinah melarikan diri dari Rasulullah menuju tempat orang-orang musyrik. Di perjalanan hujan lebat mengguyur mereka. Hujan tersebut sebagaimana disebutkan oleh Allah swt. bahwa di dalamnya terdapat petir yang dahsyat dan kilat yang menyambar-nyambar. Setiap kali petir menggelegar, mereka menutupkan jari-jari mereka ke telinga mereka karena takut suara petir itu masuk ke gendang telingan mereka dan membunuh mereka. Dan ketika sinar kilat berkelebat, mereka berjalan menuju cahayanya. Jika tidak ada cahaya kilat, mereka tidak dapat melihat apa-apa. Lalu keduanya kembali pulang ke tempat mereka, dan keduanya berkata," "Seandainya saat ini pagi sudah tiba, tentu kita segera menemui Muhammad, lalu kita menyerahkan tangan kita ke tangan beliau.' Kemudian ketika pagi tiba, keduanya menemui beliau, lalu masuk Islam dan menyerahkan tangan mereka ke tangan beliau. Setelah itu keduanya menjadi muslim yang baik. Lalu Allah menjadikan keadaan kedua munafik itu sebagai perumpamaan bagi orang-orang munafik yang ada di Madinah."
Setiap kali orang-orang Munafik Madinah tersebut menghadiri majelis Nabi saw, mereka meletakkan jari-jari mereka di telinga karena takut mendengar jika ada wahyu yang turun yang berkenaan dengan mereka atau mereka diingatkan dengan sesuatu yang bisa membuat mereka mati ketakutan. Hal ini sebagaimana dua orang munafik tadi yang menutupkan jari-jari mereka ke telinga mereka.
(Sumber:alislamu.com/dekrizky.info/)
Add Comments