Dalam Al-Quran begitu banyak ayat yang menyatakan bahwa segala yang nampak dalam Alam semesta ini merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Sepanjang ayat-ayat di dalam Al-Quran sering muncul penjelasan mengenai keterkaitan antara fenomena-fenomena alam dengan Sang Pencipta.
Ayat-ayat inilah yang menginspirasi umat Islam pada abad ke 2-4 Hijriyah untuk meneliti alam sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam Islam, Ilmu menempati posisi yang mulia. Dengan ilmu manusia akan meningkat derajatnya.
Begitu banyak nash yang menganjurkan umat Islam untuk menuntut ilmu. Dengan semboyan "Tuntulah ilmu dari sejak kandung sampai lahat", umat Islam berlomba-lomba menuntut ilmu dan mengembangkannya. Pada awalnya ilmu-ilmu yang dipelajari dan dikembangkan adalah ilmu-ilmu dalam rangka menjaga dan mengaplikasikan Syariat Islam seperti Ilmu hadis, Ilmu AlQuran, dan Ilmu Bahasa Arab.
Perluasan yang signifikan kekuasaan Islam pada Abad 2-4 Hijriyah, telah memperluas wawasan ilmu pengetahuan umat Islam. Ilmu pengetahuan dari daerah-daerah lain dipelajari dan dikembangkan dengan berpijak pada syariat Islam.
Ayat-ayat Al-Quran yang menganjurkan untuk bertadabur, berpikir, melihat, dan mendengar tentang fenomena Alam, telah menginspirasi umat Islam untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang kealaman. Selang beberapa abad, dunia Islam Arab mencapai kegemilangan dalam IPTEK. Munculah Alkhawarizmi dengan aljabarnya, Ibnu Sina dengan Canon nya, dan masih banyak ilmuwan lainnya.
Ribuan buku Ilmu pengetahuan dalam berbagai disiplin dikumpulkan di perpustakan yang berada di baghdad maupun Mesir. Menurut beberapa sumber, metode ilmiah dengan melakukan ujicoba(riset) pertama kali muncul dari peradaban Islam. Akhirnya, dengan metode ini IPTEK berkembang menjadi Sains modern sekarang. Namun sayang, sains modern muncul dari keadaan yang tidak tepat.
Sains modern muncul ketika dasar Ilmu, yaitu filsafat sedang melepaskan dari dari Agama yaitu saat terjadinya Renaisance Eropa. Akibatnya Sains terlepas dari etika. Inilah pokok perbedaan awal munculnya sains modern dengan Ilmu yang dikembangkan oleh Umat Islam.
Dalam Islam, ilmu sebagai sarana ma'rifat Allah dan membantu untuk mempermudah Ibadah, sementara sains modern kosong dari unsur spiritual. Oleh karena itu, sejak dimulainya Abad ke-19 para Ulama telah mulai membangun kembali Ilmu Pengetahuan dan Peradaban Islam. Berbagai pemikiran untuk melaksanakan hal tersebut dituangkan dalam berbagai kajian dan tulisan.
Ayat-ayat inilah yang menginspirasi umat Islam pada abad ke 2-4 Hijriyah untuk meneliti alam sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam Islam, Ilmu menempati posisi yang mulia. Dengan ilmu manusia akan meningkat derajatnya.
Begitu banyak nash yang menganjurkan umat Islam untuk menuntut ilmu. Dengan semboyan "Tuntulah ilmu dari sejak kandung sampai lahat", umat Islam berlomba-lomba menuntut ilmu dan mengembangkannya. Pada awalnya ilmu-ilmu yang dipelajari dan dikembangkan adalah ilmu-ilmu dalam rangka menjaga dan mengaplikasikan Syariat Islam seperti Ilmu hadis, Ilmu AlQuran, dan Ilmu Bahasa Arab.
Perluasan yang signifikan kekuasaan Islam pada Abad 2-4 Hijriyah, telah memperluas wawasan ilmu pengetahuan umat Islam. Ilmu pengetahuan dari daerah-daerah lain dipelajari dan dikembangkan dengan berpijak pada syariat Islam.
Ayat-ayat Al-Quran yang menganjurkan untuk bertadabur, berpikir, melihat, dan mendengar tentang fenomena Alam, telah menginspirasi umat Islam untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang kealaman. Selang beberapa abad, dunia Islam Arab mencapai kegemilangan dalam IPTEK. Munculah Alkhawarizmi dengan aljabarnya, Ibnu Sina dengan Canon nya, dan masih banyak ilmuwan lainnya.
Ribuan buku Ilmu pengetahuan dalam berbagai disiplin dikumpulkan di perpustakan yang berada di baghdad maupun Mesir. Menurut beberapa sumber, metode ilmiah dengan melakukan ujicoba(riset) pertama kali muncul dari peradaban Islam. Akhirnya, dengan metode ini IPTEK berkembang menjadi Sains modern sekarang. Namun sayang, sains modern muncul dari keadaan yang tidak tepat.
Sains modern muncul ketika dasar Ilmu, yaitu filsafat sedang melepaskan dari dari Agama yaitu saat terjadinya Renaisance Eropa. Akibatnya Sains terlepas dari etika. Inilah pokok perbedaan awal munculnya sains modern dengan Ilmu yang dikembangkan oleh Umat Islam.
Dalam Islam, ilmu sebagai sarana ma'rifat Allah dan membantu untuk mempermudah Ibadah, sementara sains modern kosong dari unsur spiritual. Oleh karena itu, sejak dimulainya Abad ke-19 para Ulama telah mulai membangun kembali Ilmu Pengetahuan dan Peradaban Islam. Berbagai pemikiran untuk melaksanakan hal tersebut dituangkan dalam berbagai kajian dan tulisan.
Add Comments