Disadur dari Prof. DR. T.M. Hasbi Ash Shiddieqy dalam buku 2002 mutiara hadist
Umat Ibn Abi Salamah r.a berkata:
" Aku dahulu seorang budak yang berada di bawah pemeliharaan Rasulullah s.a.w dan selalu tanganku bergerak ke sana ke mari dalam piring makan. Karena itu Rasulullah s.a.w berkata kepadaku: " hai gulam, sebutlah Nama Allah, makanlah dengan tangan kanan engkau dan makanlah apa yang ada di keliling engkau." Maka setelah itu terus meneruslah sedemikian sifat aku makan.
(Al bukhary 70:2, Muslim 36; 13, Al lu'lu wal Marjan 3: 21)
Umar ibn Abi Salamah menerangkan bahwa beliau tinggal bersama ibunya Ummu Salamah yang dikawini oleh rasul. Di Waktu beliau masih belum sampai umur, mendapt asuhan dn didikan dari nabi sendiri. Beliau selalu makan bersama-sama Rasulullah, maka di waktu makan, Umar mengambil apa yang disukainya, walaupun makanan itu tidak terletak dibahagiannya, tetapi dibahagian orang lain. Jelasnya 'umar tidak memelihara adab makan bersama-sama. (telah menjadi kebiasaan orang Arab makan bersama-sama dalam sebuah piring.
Nabi munyuruh 'Umar menghentikan sikapnya itu dan menyuruh 'Umar memakan apa yang ada di hadapannya saja dengan membaca Basmalah di waktu akan memulai makan. Membaca basmalah di waktu makan bersama-sama, menurut pendapat ulama adalah sunnah kifayah. Jika telah ada seseorang yang membacanya, tidak lagi dituntut kita membacanya. Sama dengan membaca salam dan tasymiyat orang bersin. Meskipun demikian tetap disukai supaya masing-masing membaca basamallah, kerna menurut pendapat Jumhur, sunnat kifayah sama dengn fardhu kifayah, dituntut atas semua pada mula-mulanya.
Sekurang kurangnya lafaz yang diucapkan , menurut An Nawawi, adalah Bismillah. Seutama-utamanya adalah Bismillahir Rahmanir Rahim. Jika ita tidak membaca, walaupun dengan tidak sengaja pada permulaan hendak makan, maka hendaklah kita membaca di pertengahannya "Bismillahi awwalahu wa aakhirohu".
Hendaklah membaca tasmiyah ini secara jahar untuk menjdi peringatan bagi orang lain.
Membaca tasmiyah untuk semua makan dan minum apa saja dan juga mengenai semua orang baik yang behadast maupun yang tidak. Bahkan bagi orang yang sedang haid.
Nabi juga menyuruh 'Umar untuk makan dengan tangan kanannya. Hal ini karena menurut riwayat syetan itu makan dengan tangan kiri. Dan mengingat bahwa tangan kanan lebih mulia dari tangan kiri. Begitu pula hal ini pada saat minum. dalam arRisalah dan Al Um, AsSyafi'i mewajibkan kita makan dengan tangan kanan karena ada ancaman terhadap orang yang makan dengan tangan kiri. Dalam shahih Muslim diberitakan oleh Salamah ibn Al Akwa' bahwa Nabi melihat seorang lelaki, yaitu Busyr Al Asy ja'iy makan dengan tangan kiri, maka Nabi mengatakan kepadanya:
" Makanlah dengan tangan kananmu". Dia menjawab : " Saya tak dapat makan dengan tangan kanan!" Maka Nabi berkata: " Apakah engkau tak sanggup makan dengan tangan kanan?" Hanya ketakaburan yang menghalanginya. Berkata Akwa': "Maka muli waktu itu dia tidak sanggup mengangkat tangan kanannya lagi."
Umat Ibn Abi Salamah r.a berkata:
" Aku dahulu seorang budak yang berada di bawah pemeliharaan Rasulullah s.a.w dan selalu tanganku bergerak ke sana ke mari dalam piring makan. Karena itu Rasulullah s.a.w berkata kepadaku: " hai gulam, sebutlah Nama Allah, makanlah dengan tangan kanan engkau dan makanlah apa yang ada di keliling engkau." Maka setelah itu terus meneruslah sedemikian sifat aku makan.
(Al bukhary 70:2, Muslim 36; 13, Al lu'lu wal Marjan 3: 21)
Umar ibn Abi Salamah menerangkan bahwa beliau tinggal bersama ibunya Ummu Salamah yang dikawini oleh rasul. Di Waktu beliau masih belum sampai umur, mendapt asuhan dn didikan dari nabi sendiri. Beliau selalu makan bersama-sama Rasulullah, maka di waktu makan, Umar mengambil apa yang disukainya, walaupun makanan itu tidak terletak dibahagiannya, tetapi dibahagian orang lain. Jelasnya 'umar tidak memelihara adab makan bersama-sama. (telah menjadi kebiasaan orang Arab makan bersama-sama dalam sebuah piring.
Nabi munyuruh 'Umar menghentikan sikapnya itu dan menyuruh 'Umar memakan apa yang ada di hadapannya saja dengan membaca Basmalah di waktu akan memulai makan. Membaca basmalah di waktu makan bersama-sama, menurut pendapat ulama adalah sunnah kifayah. Jika telah ada seseorang yang membacanya, tidak lagi dituntut kita membacanya. Sama dengan membaca salam dan tasymiyat orang bersin. Meskipun demikian tetap disukai supaya masing-masing membaca basamallah, kerna menurut pendapat Jumhur, sunnat kifayah sama dengn fardhu kifayah, dituntut atas semua pada mula-mulanya.
Sekurang kurangnya lafaz yang diucapkan , menurut An Nawawi, adalah Bismillah. Seutama-utamanya adalah Bismillahir Rahmanir Rahim. Jika ita tidak membaca, walaupun dengan tidak sengaja pada permulaan hendak makan, maka hendaklah kita membaca di pertengahannya "Bismillahi awwalahu wa aakhirohu".
Hendaklah membaca tasmiyah ini secara jahar untuk menjdi peringatan bagi orang lain.
Membaca tasmiyah untuk semua makan dan minum apa saja dan juga mengenai semua orang baik yang behadast maupun yang tidak. Bahkan bagi orang yang sedang haid.
Nabi juga menyuruh 'Umar untuk makan dengan tangan kanannya. Hal ini karena menurut riwayat syetan itu makan dengan tangan kiri. Dan mengingat bahwa tangan kanan lebih mulia dari tangan kiri. Begitu pula hal ini pada saat minum. dalam arRisalah dan Al Um, AsSyafi'i mewajibkan kita makan dengan tangan kanan karena ada ancaman terhadap orang yang makan dengan tangan kiri. Dalam shahih Muslim diberitakan oleh Salamah ibn Al Akwa' bahwa Nabi melihat seorang lelaki, yaitu Busyr Al Asy ja'iy makan dengan tangan kiri, maka Nabi mengatakan kepadanya:
" Makanlah dengan tangan kananmu". Dia menjawab : " Saya tak dapat makan dengan tangan kanan!" Maka Nabi berkata: " Apakah engkau tak sanggup makan dengan tangan kanan?" Hanya ketakaburan yang menghalanginya. Berkata Akwa': "Maka muli waktu itu dia tidak sanggup mengangkat tangan kanannya lagi."
Add Comments