Paradigma Dasar ilmuwan muslim:
(1) Tauhid — meyakini hanya ada satu Tuhan, dan kebenaran itu dari-Nya.
(2) Khilafah — kami berada di bumi sebagai wakil Allah — segalanya sesuai keinginan-Nya.
(3) Ibadah (pemujaan) — keseluruhan hidup manusia harus selaras dengan ridha Allah, tidak serupa kaum Syu’aib yang memelopori akar sekularisme: “Apa hubungan sholat dan berat timbangan (dalam dagang)”.
Sarana:
(4) `Ilm — tidak menghentikan pencarian ilmu untuk hal-hal yang bersifat material, tapi juga metafisme, semisal diuraikan Yusuf Qardhawi dalam “Sunnah dan Ilmu Pengetahuan”.
Penuntun:
(5) Halal (diizinkan).
(6) `Adl (keadilan) — semua sains bisa berpijak pada nilai ini: janganlah kebenciankamu terhadap suatu kaum membuat-mu berlaku tidak adil. (Q.S. Al-Maidah 5)
8). Keadilan yang menebarkan rahmatan lil alamin, termasuk kepada hewan, misalnya: menajamkan pisau sembelihan.
(7) Istishlah (kepentingan umum).
Pembatas:
(8) Haram (dilarang).
(9) Zhulm (melampaui batas).
(10) Dziya’ (pemborosan) — “Janganlah boros, meskipun berwudhu dengan air laut”.
(Seminar tentang “Pengetahuan dan Nilai-Nilai” di Stocholm, 1981, dengan bantuan International Federation of Institutes of Advance Study (IFIAS),)
Add Comments