بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Bahasa Arab dan Ilmu Pengetahuan
oleh: Hakiki MahfuzhBahasa Arab adalah alat pembedah yang terbesar dalam sejarah pengembangan ilmu pengetahuan di dalam Islam. Puncak kejayaan Islam di bidang Ilmu Pengetahuan, terjadi pada masa Khalifah Harun Al-Rasyid dari dinasti Abasyiyah. Bahasa Arab pada waktu itu tidak saja dipelajari oleh ummat Islam yang kitab sucinya diturunkan dengan bahasa tersebut, tetapi juga dipelajari oleh setiap orang yang berhasrat kepada ilmu pengetahuan dari berbagai sekte dan agama.
Untuk menangkap pesan-pesan Alquran sebagai kitab teks paradigmanya, maka kemampuan ummat Islam akan bahasa Arab sangat berpengaruh juga terhadap keberhasilan memahami ajaran-ajarannya. Oleh sebab itu, sebenarnya umat Islam baik bangsa Arab atau bukan (ajam), tidak dapat dipisahkan dengan bahasa Arab, sekalipun Arab tidak selamanya Islami.
Akar Sejarah
Tidak disangsikan, bahwa ummat Islam untuk mencapai pemikiran ilmiah dan filosofis, memperoleh inspirasi dari ayat-ayat Alquran. Banyak ayat Alquran yang mengisyaratkan kepada penggunaan akal ikiran dalam rangka pengembangan Ilmu Pengetahuan ini. Sebagai contoh, (QS. 2: 164, 219)(QS. 30: 21)(QS. 37: 138, 155) dan masih banyak lagi ayat-ayat lainnya yang menyuruh untuk mempergunakan akal pikiran.Dalam sejarah, abad ke 6 -13 M merupakan babak kebangkitan ilmu pengetahuan, sekaligus bangkitnya suatu peradaban baru. Pada waktu itu Eropa sedang tenggelam dalam kegelap-gulitaan yang sangat pekat(The Dark Middleage). Mulai abad itu pula bermunculan para cendekiawan muslim dalam berbagai disiplin ilmu. Mereka mengadakan penafsiran dan justifikasi atas karya-karya besar sarjana Yunani, seperti: Plato, Socrates, Aristoteles, Democritos dan lainnya, sehingga bisa terungkap dan terpelihara dari kemungkinan dilupakan orang atau kepunahan. Kerja keras inilah yang pada akhirnya dapat membentuk satu bangunan khazanah intelektual muslim sendiri.
Para yuris yang tesis-tesis mereka sampai sekarang masih aktual dan mungkin sampai pada masa yang akan datang diwakili oleh: Ahmad bin Hanbal, Malik bin Annas, Abu Hanifah dan Syafi'ie (Empat aliran Mazhab).
Selain itu muncul, Al-Kindi, filsuf yang terkenal dengan teori keterhinggaan masa alamnya. AL Farabi, astronom dan matematikawan. AlKhawarizmi penggali teori aljabar. Ibnu Sina penulis terbesar tentang kedokteran (ALqanun fi attib = Canon). Az Zahel penemu peredaran planit. Ibnu Khaldun filsuf sejarah, ekonom, sosiolog, dan cendekiwan lainnya. Karya-karya mereka semua ditulis dalam bahasa arab.
Kejayaan ilmu pengetahuan mulai redup sinarnya dengan runtuhnya kota Baghdad(pusat ilmu pengetahuan di Timur) oleh Jengis Khan(1152-1227M). Kemudian semakin hancur di tangan cucunya Hulagu Khan (1217-1265M), yang dalam waktu singkat mendatangkan bencana ke seluruh dunia Islam. Kota-kota yang merupakan pusat ilmu pengetahuan dengan perpustakaan yang memuat literatur-literatur berbahasa Arab, dibumi-hanguskan.
Dampak dari jatuhnya kota Baghdad, berabad-abad dunia Islam merosot sampai akhirnya dibangunkan kembali oleh ekspedis napoleon Bonaparte. Rifa'ah Al-Tahtawi adalah orang yang cukup berjasa di awal kebangkitan kembali dunia Islam (Islamic Revivalisme).
Lalu Abad ke-18 lahir pembaharu dalam pemikiran Islam atas komando gerakan Wahabiyah yang disponsori oleh Muhammad Ibnu Abdul Wahab. Abad ke-19, muncul Jammaludin Al Afghani, berusaha dengan mengadakan purifikasi terhadap ajaran Islam yang waktu itu terjadi singkretis dengan ajaran lain. Temanya mengajak umat kembali kepada Alquran dan Hadis secara murni. Rosyid Ridho, juga demikian . Baru Muhammad Abduh, kembali mencuatkan penggunaan akal pikiran untuk mengembalikan ilmu pengetahuan dengan terobosan-terobosan baru melalui Al-Azhar.
Bahasa Arab kembali diperhatikan oleh dunia internasional, ketika seorang sastrawan berkebangsaan mesir, Naquib Mahfouz menerima hadiah nobel atas karya sastera Arabnya. Peristiwa ini merupakan pertama kalinya di dunia Arab dan dunia Islam lainnya, sesudah bahasa Arab tenggelam dari perhatian dunia Internasional.
(disadur dari Majalah Suara Masjid Juni 1993. Penulis adalah Mahasiswa Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga)
Add Comments