AlQardhu/Addainu : tata aturan tentang Hutang Piutang dalam Hukum Islam. Hutang piutang dalam Islam adalah murni untuk tujuan saling tolong-menolong, bukan untuk mencari keuntungan bagi yang memberi hutang.
Jika seseorang hendak hutang untuk keperluan Usaha maka dalam fikih dibahas dalam AlQiradh (pemberian modal usaha) dan juga dalam Syirkah (perkongsian).
Rukun :
قال النبى صلى الله عليه و سلم :والله فى عون العبد ماكان العبد فى عون أخيه
( Dan Allah Akan menolong hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya.)
Dan wajib bagi orang yang menghutang untuk mengembalikan yang dihutanngya dan tidak diperbolehkan bagi orang yang menghutangkan untuk mensyaratkan bagi penghutang untuk mengembalikan hutang lebih besar dari nilai yang dihutangnya.
وأحلّ الله البيع و حرّم الربى ( AL Baqarah 275).
Akan tetapi jika tambahan saat mengembalikan hutang karena kerelaan orang yang menghutang bukan sebagai syarat dari orang yang menghutangi maka diperbolehkan.
Jika seseorang hendak hutang untuk keperluan Usaha maka dalam fikih dibahas dalam AlQiradh (pemberian modal usaha) dan juga dalam Syirkah (perkongsian).
Rukun :
- Sighot
- Orang yang menghutangkan
- orang yang menghutang
- Barang yang dihutang
قال النبى صلى الله عليه و سلم :والله فى عون العبد ماكان العبد فى عون أخيه
( Dan Allah Akan menolong hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya.)
Dan wajib bagi orang yang menghutang untuk mengembalikan yang dihutanngya dan tidak diperbolehkan bagi orang yang menghutangkan untuk mensyaratkan bagi penghutang untuk mengembalikan hutang lebih besar dari nilai yang dihutangnya.
وأحلّ الله البيع و حرّم الربى ( AL Baqarah 275).
Akan tetapi jika tambahan saat mengembalikan hutang karena kerelaan orang yang menghutang bukan sebagai syarat dari orang yang menghutangi maka diperbolehkan.
Add Comments