Orang yang paling kaya ialah yang paling sedikit keperluannya dan orang yang paling miskin adalah orang yang paling banyak keperluannya.
Hamka menjelaskan kalimat tersebut dengan cerita begini:
Pada suatu hari ada seorang gadis kecil meminta-minta di tepi jalan dengan minta belas kasihannya sesen dua sen kepada Nyonya kaya.
Nyonya kaya itu dengan cemberut kembali ke rumahnya. Sampai di rumah didapatinya anaknya yang masih remaja jatuh sakit.
Sekarang nyonya itu miskin. lebih miskin dari gadis yang minta-minta di tepi jalan tadi.
Gadis itu hanya perlu sesen dua sen untuk membeli sebungkus nasi. Sedangkan nyonya itu perlu lebih banyak uang untuk kesehatan anak kesayangannya.
Kebahagiaan dan Harta
Banyak orang banting tulang mencari harta tak kenal panas, dingin, bahkan waktu, masa dan usia. Jika ditanya apa yang anda inginkan dalam hidup ini, maka jawabnya hidup bahagia.Tetapi setelah harta menumpuk bergunung-gunung masih saja belum mencapai kebahagiaan.
Malah resah dan gelisah karena takut hartanya hilang dicuri orang lain, pikiran tak pernah tenang dan tidurpun susah. Akhirnya berbagai penyakit mulai menggerogoti tubuhnya.
Kata Hamka: Bukan harta yang sedikit itu yang menyebabkan susah, bukan harta yang banyak yang menyebabkan gembira. Pokok gembira dan susah payah adalah jiwa yang gelisah atau jiwa yang tenang dan damai.
Sehingga yang patut dicari adalah ketenangan jiwa. Dan ketenangan jiwa itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang bertakwa. Jiwa-jiwa yang tenang hanya dimiliki oleh orang-orang yang selalu mengingat Allah, sehingga terpancaralah dari hatinya akhlak yang terpuji.
Memang harta tak kalah pentingnya. Bagaimana kita dapat membayar zakat jika tidak punya harta, bagaimana kita bisa berhaji jika tidak memiliki harta. Akan tetapi yang harus selalu kita ingat adalah jangan pernah harta memperbudak kita. Sebagai orang yang beriman seharusnya kita menjadikan harta sebagai alat untuk memperbanyak bekal kelak di akhirat. Kita syukuri selalu apa yang telah diberikan Allah. Kita gunakan harta kita untuk selalu bersedekah, selalu menunaikan zakat.
Jadi motto hidup kita adalah "Bekerja dengan sungguh-sungguh seakan kita tidak akan mati dan Rajin beribadah seakan-akan kita mati esok hari.
Selalu kita ingat teladan terbaik umat manusia, yaitu MUHAMMAD SAW.
Perutnya tidak pernah kenyang, hidup penuh kesahajaan dan kesederhanaan, Selalu mohon ampunan Allah meskipun telah dijamin masuk syurga.
Add Comments