1. Aliran religius – rasional (ad-diny al aqly)
yakni model pemikiran yang dibangun berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama ( nash) dengan mengunakan pendekatan rasional – filosofis. Dalam prakteknya, aliran ini banyak menggunakan konsep-konsep filsafat dalam mengembangkan konsep, atau berusaha menyelaraskan pandangan filsafat dengan orientasi keagamaan mereka.
yakni model pemikiran yang dibangun berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama ( nash) dengan mengunakan pendekatan rasional – filosofis. Dalam prakteknya, aliran ini banyak menggunakan konsep-konsep filsafat dalam mengembangkan konsep, atau berusaha menyelaraskan pandangan filsafat dengan orientasi keagamaan mereka.
2. Aliran Konservatif (Almuhafidz)
Dalam membicarakan tentang ilmu dan pendidikan, aliran ini cenderung normatif dan bersifat murni keagamaan. Mereka memaknai ilmu dari pengertian sempit, yakni hanya yang mencankup ilmu-ilmu yang dibutuhkan pada saat sekarang ( hidup di dunia) yang jelas-jelas akan membawa manfaat kelak di akhirat.
Kelompok konservatif membagi ilmu menjadi dua kelompok yaitu, Pertama, ilmu yang wajib di pelajari oleh setiap individu meliputi ilmu tentang tata cara melakukan kewajiban yang sudah tiba saatnya dan ilmu ilmu-ilmu tentang kewajiban agama (‘ulum al faraidl al diniyah).
Kedua, ilmu yang hukumnya wajib kifayah untuk dipelajari, yakni ilmu pengetahuan yang dibutuhkan demi tegaknya urusan dunia, semisal ilmu kedokteran yang sangat krusial bagi pemeliharaan kesehatan badan.
Ilmu jenis pertama ibarat makanan pokok, sedangkan ilmu kedua seperti obat yan harus dimakan pada sat dibutuhkan saja . selain kedua ilmu tersebut terdapat pula ilmu fadilah ( keutamaan) antara pendalama ilmu keduokteran, ilmu hitung dan sebagainya. Diantara tokoh-tokohnya adalah AL Ghazali, Nasiruddin Thusi, Ibnu Haja.
Dalam membicarakan tentang ilmu dan pendidikan, aliran ini cenderung normatif dan bersifat murni keagamaan. Mereka memaknai ilmu dari pengertian sempit, yakni hanya yang mencankup ilmu-ilmu yang dibutuhkan pada saat sekarang ( hidup di dunia) yang jelas-jelas akan membawa manfaat kelak di akhirat.
Kelompok konservatif membagi ilmu menjadi dua kelompok yaitu, Pertama, ilmu yang wajib di pelajari oleh setiap individu meliputi ilmu tentang tata cara melakukan kewajiban yang sudah tiba saatnya dan ilmu ilmu-ilmu tentang kewajiban agama (‘ulum al faraidl al diniyah).
Kedua, ilmu yang hukumnya wajib kifayah untuk dipelajari, yakni ilmu pengetahuan yang dibutuhkan demi tegaknya urusan dunia, semisal ilmu kedokteran yang sangat krusial bagi pemeliharaan kesehatan badan.
Ilmu jenis pertama ibarat makanan pokok, sedangkan ilmu kedua seperti obat yan harus dimakan pada sat dibutuhkan saja . selain kedua ilmu tersebut terdapat pula ilmu fadilah ( keutamaan) antara pendalama ilmu keduokteran, ilmu hitung dan sebagainya. Diantara tokoh-tokohnya adalah AL Ghazali, Nasiruddin Thusi, Ibnu Haja.
3. Aliran Pragmatis ( Al dzara’iyah)
yaitu aliran yang melihat pendidikan bersifat pragmatis dan lebih berorentasi aplikasi praktis, dalam kontesk pendidikan islam, aliran melihat ini dari sudut nash, kemudian di jelaskan secara rasional dan dilihat dari tujuan fungsionalnya.
Tokoh utama aliran ini adalah Ibnu Khaldun, menurut Jawwad ridha, aliran ini merupakan wacana baru dalam pendidikan Islam, bila kalangan konservatif menpersempit ruang lingkup sekuler dihadapan rasionalitas Islam dan mengaitkanya secara kaku dengan pemikiran atau warisan salaf, Sedangkan rasionalitas dalam program pendidikan berfikir idealistik sehingga memasukan disiplin keilmuan yang nyata terkait dengan kebutuhan langsung manusia, baik merupakan kebutuhan spiritual rohaniah maupun kebutuhan materialnya.
yaitu aliran yang melihat pendidikan bersifat pragmatis dan lebih berorentasi aplikasi praktis, dalam kontesk pendidikan islam, aliran melihat ini dari sudut nash, kemudian di jelaskan secara rasional dan dilihat dari tujuan fungsionalnya.
Tokoh utama aliran ini adalah Ibnu Khaldun, menurut Jawwad ridha, aliran ini merupakan wacana baru dalam pendidikan Islam, bila kalangan konservatif menpersempit ruang lingkup sekuler dihadapan rasionalitas Islam dan mengaitkanya secara kaku dengan pemikiran atau warisan salaf, Sedangkan rasionalitas dalam program pendidikan berfikir idealistik sehingga memasukan disiplin keilmuan yang nyata terkait dengan kebutuhan langsung manusia, baik merupakan kebutuhan spiritual rohaniah maupun kebutuhan materialnya.
Add Comments