Buku Perlukah Menulis Ulang Sejarah ISlam?

Advertisemen
Judul: Perlukah Menulis Ulang Sejarah ISlam?
Penulis : Muhammad Qutb
Judul asli: Kaifa Naktubu Attarikhal Islami?
Alih Bahasa: Chairul halim dan Nabhani Idris
Penerbit : Gema Insani Press, 1995

Banyak yang menyangka bahwa eksistensi Islam telah berkahir dengan berakhirnya Daulah Bani Umayah, Abasiyah maupun Utsmaniyah. Bahkan lebih jauh dari itu Islam telah berkahir sejak berakhirnya masa pemerintahan Khulafa ar Rasyidin.

Anggapan semacam itu sengaja ditiupkan ke tengah Umat yang masih terlena dalam serba keterbelakangan. Siapa yang meniupkan anggapan itu? Tentu saja pihak yang tak ingin Islam tampil kembali di pentas sejarah sebagaimana pernah diraihnya dengan gemilang di masa-masa lampau. Celakanya anggapan seperti itupun hidup ditengah-tengah umat ISlam, bahkan dikalangan cendekiawan sekalipun, yang telalu silau pada segala sesuatu yang berbau Barat.

Salah satu yang berbau Barat itu adalah metodologi,khususnya metodologi penulisan sejarah. Maka buku-buku sejarah Islam yang datang dari Barat itulah yang menjadi rujukan pelajar dan mahasiswa muslim di berbagai penjuru dunia Islam, padahal seringkali buku-buku tersebut menyesatkan.

Diakui bahwa dari sudut metodologi, tulisan-tulisan mereka memang menarik, mudah dicerna,sistematis dan ilmiah. Akan tetapi dari sudut isi, tulisan mereka (orientalis) banyak meyimpang dari kebenaran, tendensus dan bahkan sering memutarbalikan fakta. Hal ini tentu saja bertentangan dengan obyektifitas, kebenaran ilmiah atau kejujuran akademis yang sering mereka gembor-gemborkan.

Satu hal misalnya, kalau kaum orientalis menuliskan sejarah umat Islam, mereka hanya menyodorkan sejarah hitamnya saja, dan bukan hitam-putih sebagai gambaran universal dari A dampai Z. Sejarah Umat Islam bagi mereka hanya pilihan-pilihan peristiwa negatif dan tidak sedikitpun gambaran positif. Mereka sembunyikan informasi tentang kemajuan kemajuan yang pernah di raih umat Islam; informasi persebaran Islam hingga menembus Eropa; isu keabngitan Islam; dan berbgai kebaikan lainnya.

Penulisan sejarah semacam itu tentu saja sangat memprihatinkan. Terlebih jika para anak didik kita telah menyerapnya tanpa kritis. Inilah salah satu alasan Muhammad Quthb menulis buku "Kaifa Naktubu Attarikhu Islami? yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi " Perlukah menulis Ulang Sejarah Islam?" .
Advertisemen

Related Posts

Baca Tulisan Lainnya ini